Gambar
SISWA PERINGKAT SEPULUH BESAR UN SMPN 1 KAYEN 2015
Gambar
BERGAMBAR BERSAMA DI HARI GURU NASIONAL 2014
Gambar
GAMBAR BERSAMA SETELAH PELEPASAN KELAS IX TAHUN 2013
Gambar
SMPN 1 KAYEN BERWISATA KE PANTAI KUTA PULAU BALI.
Gambar
JUARA 3, LOMBA PENELITIAN ILMIAH REMAJA, KAB. PATI 2013
Gambar
JUARA UMUM PENCAK SILAT BUPATI CUP 2014 KABUPATEN PATI
Gambar
SERAH TERIMA PENGURUS OSIS LAMA KE PENGURUS OSIS BARU
Jumat, 25 November 2016
Upacara Hari Guru ke 71 SMP Negeri 1 Kayen
Senin, 21 November 2016
Video and Text Malin Kundang Story
Please, watch this video.
Once upon a time, in Pantai Air Manis village, West Sumatra, lived a widower named Mande Rukayah. She had a son named Malin Kundang.
One day, Malin Kundang said to her mother : “Mother, why it is so difficult for us to live in this village? We are so poor. We live in sorrow and bitterness every day. Her mother could not answer Malin’s questions. She just kept silence.
Another day, Malin asked permission to his mother. My mother, please give me a permission to go to the town. Let me change my fate. I want to become a rich man. Malin …Why you don’ care to your mother. I am very old now.Mother…please don’t worry. If I become rich man, I will go back to this village. I promise that I will build a new house for you… I will buy you a rice field and you can cultivate it well. I believe that my dream will come true.
For years, Malin had worked hard. He was very smart and discipline man. His boss asked him to marry her daughter. Malin was very fortune because he could marry with a very beautiful and rich lady. They became a new rich family. Malin and her wife lived happily.
One day, his wife asked him to sail to Pantai Air Manis. His wife said : “ My husband, I want to see Pantai Air Manis Village. According to my friends, this village is so nice and has a very beautiful scenery. The people are very friendly. Malin said,” All right, my honey, we will go there next week.”
The day Malin and his wife coming to the Pantai Air Manis Village had arrived ……. . Early in the morning, a lot of people went to the beach. They gathered in the beach. They waited to Malin Kundang and his wife arrival. They wanted to see the successful trader Malin Kundang. His mother Mande Rukayah also went to the beach. She said to herself ….My beloved son…..Malin Kundang…. I really missed you so much. I wanted to see you my son.
The sky was very clear. The weather was so fine. The sun shined brightly. The wind blew. All people were watching the big ship on the sea was sailing toward Pantai Air Manis Beach.
Suddenly, a very old lady came just in front Malin and his wife. She said…Malin Kundang…My dearest son. I’m your mother….. Mande Rukayah. She was trying to grasp him but she could not because Malin stepped back.
“What…How dare you. I do not have mother like you. My mother has died many years ago.” Malin….please…Look at me. Watch me….Stare me….I am Mande Rukayah….your mother.Many people said, “ That’s true. That’s right . That’s correct …Malin. She was your mother, She was your mother”. His wife was very confused. Then…Malin said,” If I say no….no forever. You are not my mother. How dare you…. a poor and very bad old lady!
After knowing this…Mande Rukayah was very sad. Her heart was broken. She was crying. She said, “My son…I am your mother. I am your mother. I have taken care you. Malin said,” No…My mother has died. You are not my mother. “
God heard her praying. The sun dimmed. The black cloud gathered. The thunder started to hear. It rained heavily. The wind blew hard. The big wave destroyed the Malin ship. …and cracked…..The ship was broken. Suddenly, Malin fell to the ground. He could not move his hands and his legs. My….hands….My legs….Oh …God. What’s the matter with these? Why I can not move my hands and my feet? In this condition…he asked to her mother. My mother….my mother….my mother….Please forgive me. Please forgive me my mother….. Mande Rukayah.
Sabtu, 19 November 2016
Wajah baru SMP Negeri 1 Kayen
Senin, 14 November 2016
Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan
Para pembaca Website SMP Negeri 1 Kayen yang berbahagia. Pada posting kali ini, penulis mengupas sebuah judul : Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan.
Gambar : Logo Pertamina yang tertempel di bagian atap SPBU |
Sampai dibawah, bambu kering penulis potong kira kira panjang 1/2 hingga 1 meter kemudian penulis ikat dengan tali dan penulis bawa pulang. Butuh waktu sekitar 2 jam untuk memperoleh sebongkok kayu bakar. Badan penulis (bagian kulit) terasa gatal gatal setelah mengerjakan pekerjaan ini karena kena lugut (bagian penutup bambu seperti berambut kecil kecil).
Gambar : Tungku untuk memasak nasi bahan bakar kayu bakar |
Sebuah pengalaman penulis sewaktu masih menjadi seorang mahasiswa di IKIP Semarang / Universitas Negeri Semarang (UNNES). Ketika 2 teman dari universitas lain mengajak mendaki Gunung Ungaran dan Gunung Lawu. Pada waktu berada di perjalanan menuju puncak, untuk merebus air dan membuat makanan, kami memanfaatkan kayu bakar dari ranting pohon kering atau menggunakan parafin (lilin padat). Dibutuhkan waktu beberapa menit untuk menghidupkan api di cuaca extrem karena dinginnya udara berada di lereng gunung.
Gas Elpiji, Bright Gas dan Gas Untuk Kendaraan
Tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, akan kebutuhan bahan bakar rumah tangga atau keperluan di luar rumah (out door activity) misalnya berkemah atau mendaki gunung, PERTAMINA berinovasi memproduksi dan mendistribusikan bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan yaitu Gas Elpiji dan Bright Gas.
Sebagaimana kita ketahui dan alami bersama bahwa sejak beberapa tahun lalu Pemerintah Republik Indonesia menggantikan bahan bakar minyak tanah yang digunakan untuk kepentingan memasak di dapur oleh ibu rumah tangga digantikan atau dikonversi dengan gas elpiji yang diproduksi oleh PERTAMINA. Pada awal ini kebijakan diterapkan, pro dan kontra (setuju dan tidak setuju) terjadi di masyarakat. Masyarakat yang tidak setuju berpendapat bahwa dengan menggunakan gas elpiji untuk bahan bakar dikhawatirkan meledaknya kompor gas elpiji saat digunakan atau dinyalakan sewaktu digunakan memasak. Hal ini bisa dimengerti, karena masyarakat luas pada waktu itu sudah terbiasa menggunakan minyak tanah untuk kompor minyak. Tetapi dengan disediakan tabung
gas elpiji 3 kg dan sebuah kompor gas satu tungku secara gratis bagi sebagian besar keluarga, lmasyarakat secara lambat laun dapat menerimanya dengan baik perihal penggunaan gas elpiji tersebut sebagai bahan bakar pengganti minyak tahan atau kayu bakar. Mengapa gas elpiji akhirnya diterima oleh sebagian besar masyarakat Indonesia? Menurut analisa penulis, ada beberapa keuntungan penggunaan Gas Elpiji sebagai bahan bakar bila dibandingkan dengan minyak tanah atau kayu bakar. Alasan alasan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bahan .bakar Gas Elpiji mudah untuk diperoleh di pengecer atau grosir.

3. Nyala api terus menyala sesuai dengan yang dikehendaki.
4. Bahan bakar gas elpiji yang berkualitas tidak menimbulkan asap.
5. Kompor gas mudah dimatikan bila selesai memasak atau merebus.
6. Gas elpiji aman bila digunakan.
Bagi masyarakat Indonesia yang tempat tinggal mudah dijangkau dengan kendaraan dan mampu, mereka dapat mengusahakan Gas Elpiji ukuran 12 kg. Bila dibandingkan dengan ukuran 3 kg ada sedikit kelebihan yaitu waktu pemakain lebih lama, mungkin sekitar 1 bulan lebih bila digunakan untuk kepentingan memasak normal oleh ibu rumah tangga.
Bright Gas
Berhasil dengan diterimanya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia produk Bahan Bakar Gas Elpiji 3 kg dan Gas Elpiji 12 kg, PERTAMINA masih merasa belum puas. Salah satu Perusahaan BUMN ini masih selalu berusaha untuk berkreasi dan berinovasi untuk membuat produk unggulan bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan yaitu dengan diproduksinya Bright Gas. Menurut artikel yang ada pada situs resmi PERTAMINA http://www.pertamina.com seluruh tabung Bright Gas dilengkapi dengan katup pengaman ganda (Double Spindle Valve System) yang membuatnya 2x lebih aman dari kebocoran.
Ada 3 jenis tabung Bright Gas yang telah diproduksi oleh PERTAMINA yaitu tabung Bright Gas berukuran 12 kg, tabung Bright Gas berukuran 5,5 kg dan tabung Bright Gas berukuran 220 gram.

Ada 3 keunggulan dari Bright Gas 5,5 kg?
1. Lebih aman
Memiliki fitur katup ganda, bersegel hologram fitur OCS,berstiker.
2. Lebih nyaman
Tabung bisa mudah dijinjing kemana mana karena ringan.
3. Lebih terjangkau
Harga jual isi ulang Rp 57.000,- per tabung (Jawa dan Bali) dan Rp.62.000,- untuk diluar Pulau Jawa dan Bali.

Gas Untuk Kendaraan
PERTAMINA sebagai solusi bahan bakar yang berkualitas dan ramah lingkungan, tidak hanya memproduksi gas untuk kebutuhan bahan bakar dapur atau untuk masak memasak saja, tetapi telah berkreasi dan berinovasi dengan diproduksinya Gas Untuk Kendaraan. Tahun 1986 dan 1992 produk tersebut dikenalkan. Tanggal 10 Desember 2012, produk itu diluncurkan kembali melalui program Langit Biru dalam upaya PERTAMINA memenuhi kebutuhan energy masyarakat.
Produk bahan bakar alternatif yang lebih berkualitas dan lebih ramah lingkungan ini dinamakan Pertamina Invogas.
Pertamina Invogas merupakan produk CNG (Compressed Natural Gas) atau Gas Alam Terkompresi yang diperoleh melalui kompresi metana (CH 4) hasil ektrasi gas alam dengan tekanan 200 s.d. 275 BAR. Komposisi gas metana mempunyai fraksi yang lebih ringan dari udara membuat CNG akan terlepas seketika ke udara apabila terjadi kebocoran sehingga relatif lebih aman dari Bahan Bakar Minyak.
Penggunaan CNG sebagai bahan bakar jauh lebih bersih dan ramah terhadap lingkungan dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak. CNG menghasilkan emisi atau pembuangan yang lebih sedikit dibandingkan dengan bahan Bakar Minyak (1/3 dari BBM). Disamping kandungan oktan sebesar 120, CNG menghasilkan pembakaran yang lebih bersih sehingga mesin kendaraan lebih awet dan perawatan yang efisien.
Pertalite
Satu lagi bahan bakar yang berkualitas dan ramah lingkungan yang telah dihasilkan oleh PERTAMINA dan demikian mudah didapatkan di SPBU.

Mengapa bahan bakar ini berkualitas dan sekaligus ramah lingkungan?
Sebagaimana telah dipublikasikan pada situs resmi PERTAMINA, bahwa Pertalite memiliki Reseach Octane Number (RON) 90 sehingga dapat membuat pembakaran pada mesin kendaraan dengan teknologi terkini lebih baik bila dibandingkan dengan bensin (premium) yang memiliki RON 88.
Ada beberapa keunggulan Pertalite:
1. Durability
Pertalite dapat dikatagorikan Bahan Bakar Kendaraan (BBK) yang memenuhi syarat Durability/ketahanan, karena BBK ini tidak akan menimbulkan gangguan kerusakan mesin. Dengan kandungan oktan 90 lebih sesuai dengan perbandingan kompresi dengan kebanyaakan kendaraan yang beredar di Indonesia.
2. Fuel Economy
Perbandingan Air Fuel Ratio yang lebih tinggi dari konsumsi bahan bakar menjadikan kinerja mesin lebih optimal dan lebih efisien untuk menempuh jarak lebih jauh dengan demikian akan lebih hemat.
3. Performance
Kesesuaian angka oktan dan Aditif yang dikandungnya dengan spesifikasi mesin akan menghasilkan performa mesin yang lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan premium atau oktan 88. Hasilnya adalah tarikan lebih enteng, kecepatan lebih tinggi, emisi gas buang lebih bersih. Dengan demikian kendaraan akan lebih lincah untuk dikemudikan dan tentu saja akan lebih ramah lingkungan.
Para pembaca yang budiman, penggunaan kayu bakar dan arang sebagai bahan bakar tradisional tidaklah dilarang. Bahkan apabila keluarga tinggal di daerah atau desa yang alamnya menyediakan kayu bakar yang melimpah, tidak ada salahnya bila mereka memanfaatkannya. Hal ini dapat dimengerti sebagaimana pacul dan sekop sebagai alat pertanian tradisional masih dipakai oleh para petani untuk mengolah tanah walaupun telah hadir salah satu alat pertanian modern yaitu traktor.
Video : Salah satu SPBU di kota Semarang
Gambar : Sebuah SPBU di Semarang, Jawa Tengah |
Gambar : Salah Satu SPBU di Ngawi Jawa Timur |
Pada bagian akhir tulisan ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada PERTAMINA, yang telah menyediakan bahan bakar berkualitas dan lebih ramah lingkungan. Dengan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan, kita berarti peduli dengan kelestarian alam. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada PERTAMINA atas tersedianya SPBU di berbagai titik sepanjang jalan raya sehingga penulis dapat memperoleh bahan bakar dengan mudah, istirahat dan melakukan ibadah. Akhirnya, penulis menuliskan sebuah pepatah yaitu tak gading yang tak retak. Tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Demikian pula pada tulisan ini terdapat kekurangan. Hanya milik Yang Maha Kuasa segala kesempurnaan, Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita.
Daftar Pustaka:
- http://www.pertamina.com/ artikel dan beberapa gambar